majuterus99.biz.id – Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak secara bulat oleh tim-tim di pertemuan Komisi F1 FIA, London, 15 November 2025, meski didukung Liberty Media untuk kurangi pengaruh manajemen ban pada hasil balapan. Sebagai contoh, proposal ini gabungkan kewajiban pitstop kedua dengan perubahan spesifikasi ban dan batas ketahanan serta penggunaan tiga komponen ban – berdasarkan analisis Pirelli dan simulasi tim. Selain itu, penolakan ini karena kekhawatiran keandalan generasi mobil baru 2026, yang variabelnya belum teruji. Dengan demikian, FIA konfirmasi diskusi lanjut setelah balapan pertama 2026. Oleh karena itu, artikel ini sajikan alasan penolakan, opini pemangku kepentingan, implikasi regulasi, dan konteks terkait F1 2026.
Alasan Penolakan Proposal
Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak karena konsensus tim (satu suara bulat) khawatirkan keandalan single-seater baru. Sebagai contoh, regulasi 2026 perkenalkan power unit 50:50 pembakaran-listrik, aero aktif depan-belakang, dan chassis lebih ringan – perubahan terbesar 30 tahun. Selain itu, pitstop wajib bisa paksa kecepatan tinggi, tingkatkan risiko kegagalan jika keandalan belum matang. Dengan demikian, FIA: “Diskusi fokus hasil analisis Pirelli dan simulasi tim – belum sepakat, lanjut pasca-balapan pertama 2026”. Oleh karena itu, Liberty Media dukung kuat untuk racing lebih dinamis, tapi tim prioritaskan stabilitas. Akibatnya, regulasi ban tetap fleksibel.
Opini Pemangku Kepentingan
Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak tanpa kutipan driver spesifik, tapi tim tunjukkan penentangan jelas. Sebagai contoh, FIA: “Tujuan evaluasi kewajiban dua pit-stop… untuk tingkatkan Grand Prix”. Selain itu, Liberty Media implisit dukung, tapi tim tolak karena “variabel tak terlihat”. Dengan demikian, GPDA (Asosiasi Pembalap) belum komentar, tapi kritik awal seperti Leclerc (Ferrari) “not a fan” simulator. Oleh karena itu, Mattia Binotto (Audi): “Technicians enjoy, driver awal sulit tapi norm”. Akibatnya, keseimbangan FIA-tim terjaga.
Implikasi untuk Regulasi F1 2026
Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak berarti balapan tetap bergantung strategi ban, tapi diskusi tunda evaluasi pasca-2026. Sebagai contoh, regulasi lain tetap: Livery 55% cat (anti-karbon), nomor balap fleksibel, DCS canggih + bobot naik. Selain itu, ATR (pengujian aero) selaraskan simulasi modern, kendali biaya. Dengan demikian, fokus keandalan power unit Red Bull/Ford. Oleh karena itu, FIA: “Perubahan livery tingkatkan diferensiasi visual”. Akibatnya, F1 2026 lebih visual dan aman.
Konteks Perubahan Aturan Lain
Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak bagian diskusi luas. Sebagai contoh, livery: 55% permukaan cat, bukan karbon terlihat. Selain itu, nomor balap: Driver boleh ganti seumur hidup. Dengan demikian, DCS (pendingin driver): Desain ulang, bobot tambah. Oleh karena itu, ATR: Selaraskan simulasi, kendali biaya. Akibatnya, regulasi lebih inovatif.
Proposal dua pitstop wajib F1 2026 ditolak: Tim tolak keandalan. Oleh karena itu, tunda 2026. Sebagai contoh, Liberty dukung. Selain itu, livery 55% cat. Dengan demikian, DCS canggih. Akibatnya, regulasi baru 2025!
