majuterus99.biz.id – Verstappen Tahan Diri untuk tidak banyak membahas peluang meraih gelar juara dunia Formula 1 2025 setelah kemenangannya di Grand Prix Azerbaijan pada 21 September 2025. Dengan 255 poin dari 17 balapan, ia tertinggal 44 poin dari Lando Norris dan 69 poin dari Oscar Piastri, duo McLaren yang mendominasi klasemen. Artikel ini mengulas sikap pragmatis Verstappen, performa Red Bull, dan prospek kejuaraan dengan tujuh seri tersisa.
Verstappen Tahan Diri di Tengah Persaingan Ketat
Verstappen Tahan Diri saat ditanya soal peluang juara dunia kelima, memilih fokus pada setiap balapan. Dalam jumpa pers usai GP Azerbaijan, ia berkata, “Saya tidak bergantung pada harapan. Masih ada tujuh seri, 69 poin itu banyak, jadi saya hanya menjalani balapan demi balapan.” Pendekatan ini mencerminkan mentalitasnya yang konsisten sepanjang musim. Kemenangan di Azerbaijan, ditambah podium di Belanda dan Italia, menunjukkan performa Red Bull yang mulai membaik pasca-jeda musim panas. Untuk itu, Verstappen tetap optimistis meski menghadapi dominasi McLaren.
Peran Laurent Mekies dalam Kebangkitan Red Bull
Performa Red Bull meningkat signifikan sejak Laurent Mekies menggantikan Christian Horner sebagai prinsipal tim pada Juli 2025. Dengan latar belakang sebagai insinyur balapan, Mekies membawa pendekatan teknis yang memperbaiki kualitas mobil RB21. Verstappen memuji perubahan ini, yang terlihat dari tiga podium beruntun, termasuk kemenangan di Italia dan Azerbaijan. Menurut Mekies, tim juga mengadopsi strategi pragmatis, “Kami menjalani balapan demi balapan,” katanya kepada Sky Sports. Dengan demikian, kehadiran Mekies menjadi kunci bagi Red Bull untuk mengejar ketertinggalan dari McLaren.
Jarak Poin dan Tantangan Verstappen Tahan Diri
Dengan 255 poin, Verstappen berada di posisi ketiga klasemen, tertinggal 44 poin dari Norris (299 poin) dan 69 poin dari Piastri (324 poin). Dengan tujuh seri tersisa, termasuk tiga balapan sprint, peluang juara dunia masih terbuka, namun sulit. Verstappen harus menyapu bersih kemenangan sembari berharap Piastri dan Norris gagal meraih podium di beberapa trek. “Bukan hal mudah, tapi tidak mustahil,” ujar Verstappen, dikutip dari The Athletic. Tantangan terbesar adalah konsistensi McLaren, yang memiliki mobil lebih cepat di sebagian besar sirkuit.
Dominasi McLaren dan Strategi Red Bull
McLaren mendominasi musim 2025 dengan mobil MCL39 yang unggul di lintasan lurus dan tikungan cepat. Norris dan Piastri memanfaatkan keunggulan ini untuk memimpin klasemen. Namun, Verstappen, dengan pengalamannya sebagai juara dunia empat kali (2021-2024), tetap menjadi ancaman. Data menunjukkan ia meraih tiga pole position dari enam kualifikasi terakhir, termasuk di Suzuka, menunjukkan kemampuan mengatasi kelemahan mobil. Untuk itu, Red Bull fokus memperbaiki aerodinamika dan manajemen ban guna menyaingi McLaren di sisa musim.
Harapan di Sisa Musim 2025
Meski Verstappen Tahan Diri membahas peluang juara, ia tetap optimistis. Dengan sisa seri di Qatar, Singapura, Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, Las Vegas, dan Abu Dhabi, Verstappen berpeluang memangkas jarak poin. Mekies menegaskan bahwa tim tidak akan menyerah, fokus pada pengembangan mobil untuk musim 2026 yang akan membawa perubahan regulasi mesin dan sasis. Sementara itu, antusiasme penggemar di Indonesia terlihat di media sosial, dengan harapan Verstappen kembali mendominasi seperti di musim 2023, ketika ia memecahkan rekor 19 kemenangan dalam satu musim.
Kesimpulan
Verstappen Tahan Diri menunjukkan mentalitas juara dengan fokus pada performa balapan demi balapan, meski tertinggal jauh dari duo McLaren. Kemenangan di GP Azerbaijan dan perbaikan performa Red Bull di bawah Laurent Mekies menjaga peluangnya untuk gelar kelima. Dengan tujuh seri tersisa, Verstappen harus memaksimalkan setiap kesempatan untuk mengejar Norris dan Piastri. Sikap pragmatisnya, didukung strategi tim, menjadi kunci untuk menghidupkan kembali persaingan di puncak klasemen Formula 1 2025.